Selasa, 28 November 2017

Grow old

will you grow old with me?
maukah kau menua bersamaku?

maukah kau menjalani sisa waktu dalam hidupku bersamaku?
maukah kamu menggerakkan kakimu searah dengan langkahku?
maukah kamu hidup setidaknya satu hari saja lebih lama dariku?
maukah kamu ada dimana aku berada? setidaknya hiduplah dimana aku bisa melihatmu.

will i grow old with you? 
maukah aku menua bersamamu?

berdampingan hari demi hari,
tertawa bersama, saling mengejek,
meningkatkan dalam kebaikan,
menguatkan dalam kedukaan.
berada dalam satu kereta, menatapmu dalam waktu yang lama, akan sangat sangat lama.

so, the question is will we grow with each other? 


Share:

Senin, 27 November 2017

Stranger

untuk kita yang telah menjadi orang asing untuk satu sama lain


Sekarang telah menjadi asing
Hari yang pernah kita lalui bersama tak punya arti
Ribuan tempat kita berdiri berdampingan tak mau jadi saksi
Kenangan yang ada tak pernah di sana
Sekarang bahkan tak tahu namaku
Aku dan kesalahanku
Kamu dan keras kepalamu
Kita belum dewasa dan tak mencoba mengerti

Aku yang berubah ataukah kamu yang berubah
Kita tak lagi saling memandang dengan cara yang sama
Dunia kita sudah berbeda
Masihkah kita bisa berjumpa
Bolehkah aku berkata betapa keras ku tlah mencoba
Penyesalanku dan cintaku memakan hatiku

Sekarang telah menjadi asing
Sudah cukup waktu tuk sembuhkan sebuah luka
Kenangan masih ada
Aku masih belum dewasa tapi ku bisa mengerti

Sekarang telah menjadi asing
Nama yang sering tersebut telah terlupa

Share:

ibu, aku dan waktu

ketika aku adalah belum beranjak satu,
ibu mendekapku, membisikkan kata-kata cinta
cantiknya aku, betapa hidup adalah keajaiban

ketika aku adalah sembilan,
ibu menggenggam tanganku, membisikkan kata-kata cinta
hebatnya aku, betapa hidup itu adil, meski tiada kesempurnaan

ketika aku adalah delapan belas,
ibu menatapku dari seberang ruang, membisikkan kata-kata cinta
terbebannya aku, betapa dunia adalah tempat yang kejam

ketika aku adalah tiga puluh,
ibu masihkah di sana, membisikkan kata-kata cinta
jalannya aku, betapa dunia adalah tidak adil

Share:

Selasa, 07 Juni 2016

KArena

karena waktu terhenti di masa kita masih bisa saling menatap diri.
karena jamku sudah tak berdetak sangat lama.
karena tombol pause itu telah ditekan saat aku mendengar suaramu yang terakhir.

karena aku merindukanmu.
dan kenangan-kenangan tak berarti itu.
dan degupan jantung yang menyesakkan itu.
dan rasa tak derfinisi itu.
dan senyumanmu.
dan senja ungu.
dan bulan merah itu.
dan hujan serta payung birumu.
dan kacamatamu.
dan sapaan kecilmu.
dan mata yang menyembunyikan banyak hal.
dan suara khasmu.
dan saat-saat menjadi penguntitmu.
dan saat-saat kumencoba bersembunyi darimu.
aku benar-benar merindukan setiap inci dari dirimu.

semua hal mengingatkanku padamu.
tiap detiknya.
tiap mata memandang.
tiap hal kecil.
tiap rintik hujan.
tiap terik mentari.
tiap hembusan angin.
tiap wangi parfum yang kucium.
tiap jalan yang kususuri.
tiap lampu jalan yang kutemui.
tiap gesture tubuh yang kulakukan.
semuanya benar-benar mengingatkanku padamu.
aku benar-benar ingat setiap inci hal kecil yang berhubungan denganmu.


aku ingin melihatmu
aku ingin berada di dekatmu

karena waktu akan berjalan kembali di masa kita bisa saling menatap diri.
karena jamku akan berdetak lagi segera setelahnya.
karena tombol mulai itu ditekan saat aku mendengar suaramu lagi.
Share:

Senin, 25 Januari 2016

bulan merah yang memudar.

semakin kumelihatmu aku semakin jatuh.
aku jatuh. rasanya sakit tapi menyenangkan. aku ingin tetap merasakan ini. aku ingin jatuh dan terluka lebih dalam.

semakin kumengenalmu aku semakin terbangun.
memang seharusnya inilah realitanya. lalu kenapa aku tidak menyukainya?
ketika aku terbangun, harusnya aku bahagia kan? kenapa aku lebih suka rasanya ketika aku sedang jatuh?

sedang ketika aku melihatmu aku ingin semakin mengenalmu.
hai bulan merah, bagaimana bisa aku harus jatuh dan bangkit di saat yang bersamaan? bagaimana bisa aku tertawa dan menangis di saat yang bersamaan? bagaimana bisa aku harus berdiri di dua ujung dunia di saat yang bersamaan, hai bulan?!

bukan aku tak bisa menerima tentang apa yang ada padamu hai bulan. aku menyukai semua hal tentangmu. apapun itu, walau sesuatu yang kubenci, aku tetap menyukainya.
sebenarnya ini lebih seperti aku menemukan tembok pemisah di antara kita semakin tebal tiap aku tahu satu hal lagi tentang dirimu. seperti jarak langit semakin jauh.

bulan, sampai kapankah warnamu tetap semerah ini? apakah warna ini benar-benar warnamu? tak bisakah kau hanya menjadi warna lain saja? agar tak seperti ini. andai aku tidak melihat merah ini. andai aku tidak jatuh waktu itu.

aku tahu apa memang, mengenalmu saja tidak, hanya sekedar tahu tidak bisa disebut mengenal ya? aku hanya seorang pemandang. aku melihatmu dari sini, tempatku. mendongak sampai capek rasanya leherku. tapi aku juga pendengar. mendengar tentang apa yang orang lain tahu tentangmu. mendengar apa yang dikatakan orang yang memang mengenalmu tentangmu. apa kau tak mau bertanya apa yang kutahu? bukankah aku ini benar-benar detektif yang baik? aku tahu banyak tentangmu walau tak ada satu patah katapun di antara kita, tapi lebih banyak hal yang tidak kuketahui tentangmu. itu membuatku ingin mengenalmu, ingin mendekat padamu dan melanggar batas ini. ini membuatku gila karena sebenarnya memikirkannya saja tak boleh. tapi tiap aku melihatmu, aku merasa satu inci lebih dekat, aku bahkan merasa aku bisa meraihmu jika aku berusaha keras. tapi tiap aku lebih tahu tentangmu, aku semakin ingat bahwa bahkan jika langit dan bumi batasnya menjadi tak nampak, aku tak bisa bersanding denganmu, hai bulan merah.



tak bisakah untuk meraihmu tidak harus serumit ini?
Share:

Rabu, 20 Januari 2016

cerita, story


hari ini adalah hari rabu, 20 Januari 2016.
ini masih awal tahun ya. iya memang awal tahun, saya bahkan masih sering salah menulis angka tahun 2015. hari ini saya posting sesuatu yang lain dari biasanya. saya sedang tidak ingin mempublikasikan syair dan puisi kecil saya saat ini.

entah kenapa hari ini saya berdiam diri lagi. saya diam dan duduk sendiri lagi. hmm.. mungkin ini tidak menarik untuk sebagian orang, cerita saya, kehidupan saya, diri saya secara fisik, tapi fakta bahwa ada banyak orang di luar sana yang belum saya kenal, dan banyaknya orang disekitar saya yang saya tahu namanya, ah, bahkan tulisan saya juga tak berguna. terkadang untuk menulis dan menceritakan sesuatu, saya selalu amburadul karena terlalu banyaknya hal yang harus dikatakan. menurut saya, sebanyak apapun kata yang kita keluarkan untuk menggambarkan suatu hal, entah itu hanya sekedar apa yang kita lihat, tetap saja pasti akan banyak hal yang terlewat.

contohnya ketika kita melihat gelas pecah yang jatuh dari meja, airnya membasahi lantai. apakah itu cukup mengatakan seperti itu? kita melewatkan tentang kenapa gelas itu jatuh, dimana letaknya sebelumnya, apakah gelasnya kaca, siapakah pemilik gelas itu, apa yang terkandung di air dalam gelas, apa yang akan terjadi selanjutnya, dan bahkan apakah itu benar-benar gelas? banyak sekali yang terlewatkan. lalu mengapa kita tetap harus bercerita? kadang itu membuat saya bingung. cerita-cerita itu seperti pisau yang punya dua sisi. tentang bagaimana cerita itu diceritakan, tentang dimana cerita itu disampaikan, bagaimana cerita mengalami perubahan, bagaimana cerita hanya dcuplik sebagian. bukankah itu luar biasa? bukankah itu mengerikan?

orang-orang di sekitar saya boleh menganggap saya gila karena terlalu pendiam. tapi apakah saya orang pendiam? tidak, tentu tidak. pikiran ini, hati ini, tak pernah sepi. banyak ide, banyak kata, banyak cerita. kadang saya terlalu takut tidak bercerita sesuai yang sebenarnya. bukankah lebih baik kau diam daripada berbohong? apakah seorang manusia biasa boleh untuk diam seperti nabi yang ditetapkan dengan wahyu? apakah ketika seorang manusia diam dia akan diberi wahyu juga?

saya adalah manusia dengan tipe ekstrovert, tapi saya sering berpura-pura menjadi introvert. melelahkan, gagal pula. ini malah membuat saya dicap menjadi semakin aneh. saya tidak pandai berkata-kata. lisan maupun tulisan. lalu bagaimana orang bisa tahu apa yang kau rasakan dan inginkan? aku tidak ingin mereka tahu, walaupun ingin, itu tidak bisa. memang mengerikan ketika diri kita sendiri mengakui bahwa diri kita adalah seorang asosial, punya gangguan kepribadian, lalu apa? disarankan ke psikolog? bukan meragukan, hanya saja apa mereka benar-benar paham?

saya menemukan cerita ketika saya diam. saya mendengar tentang apa yang tidak bisa saya dengar ketika saya hanya bervokal. saya bisa melihat apa yang seharusnya saya lihat. saya merasakan rasa yang sebenarnya. dan saya menyimpannya untuk diri saya sendiri ketika saya tidak benar-benar baik untuk kondisi menulis dan bercerita.

untuk disebut sebagai diary, buku itu hanya boleh diketahui oleh pemiliknya kan?
Share:

Senin, 18 Januari 2016

gadis bumi dan lelaki langit bagian pertama

aku sangat ingin kau melihatku dan tidak ingin kau melihatku di saat yang bersamaan.aku sangat ingin mengatakan semuanya dan tidak ingin mengatakan semuanya di saat yang bersamaan.aku ingin memberi segalanya tanpa mengharap apapun dan ingin mengharapkan balasan darimu di saat yang bersamaan.aku ini cuma kayu rapuh yang tak bisa berdiri dengan kaki sendiri, aku takut akan jatuh.

***

    cerita ini dimulai entah oleh siapa namun yang pasti sudah menjadi buah bibir di antara alang-alang dan kehidupan-kehidupan tak tersentuh seperti peri-peri kecil yang menyelinap untuk memberi mimpi indah pada manusia-manusia yang telah lelah dalam bangunnya. cerita ini mudah ditebak jalan ceritanya karena memang pikir manusia yang menakjubkan. cerita ini adalah tentang sebuah cinta, yang sebenarnya akan selalu ada menyelinap di sendi-sendi kehidupan manusia, hanya siapa yang menemukannya entah tak sengaja atau dia memang berniat mencarinya, dialah yang akan menemukan sebuah cerita.

    cinta ini mungkin tak semulia cinta seorang ibu ke anaknya, tapi cinta ini tetaplah cinta, dimana seorang anakpun tidak akan ada tanpa cinta diantara dua insan beda jenis layaknya adam dan hawa. satu pasang. awal dari manusia dan kehidupan dan peradaban. terdengar klise dan berlebihan memang, karena cinta seperti ini juga bisa sama sekali tak diungkapkan dan tidak menjadi apa-apa yang berharga. cinta seperti ini bisa memperindah dan menghancurkan kehidupan.

   cerita cinta selayaknya diawali oleh perkenalan dua tokoh utama pada cerita itu, meski nanti akan muncul tokoh lain, cinta lain. tapi cinta yang sesungguhnya hanyalah tentang sepasang manusia. cerita cinta yang telah dimulai ini adalah milik seorang perempuan buruk yang kiranya semua orang seperti membencinya karena semua keburukan yang ada pada dirinya. perempuan itu adalah gadis bumi. dengan semua keburukan-keburukan dunia. sedang lelaki yang datang pada cerita ini adalah langit. dia memang datang dari langit dengan semua kebaikan-kebaikan langit. semua orang ingin dekat dengannya dan mendapat kebaikan. semua orang tersenyum kepadanya.

   ini memang aneh. bagaimana  bisa seorang gadis bumi dan lelaki langit bisa berdampingan pada satu cerita cinta? itu tidak mungkin. akhir ceritanya terlihat dengan jelas. lalu siapa yang akan membaca cerita ini? tak apa. karena sesungguhnya sebuah ceritapun akan tetap menjadi cerita walau tak ada yang membacanya. dan kita bisa jatuh dalam cerita jika kita tak berhati-hati.

  gadis bumi ini buruk rupa. wajahnya tak sedap dipandang. tubuhnya tak terawat tak karuan. gadis bumi itu ceroboh. dia selalu jatuh tiap ada lubang. bahkan jika tak ada lubangpun dia akan terpeleset. dan tersandung. dia selalu merusak barang-barang yang disentuhnya. gadis bumi itu tak pernah beruntung. jika ada seribu lotre yang diundi dan dia memiliki sembilan ratus sembilan puluh sembilan nya, yang menang pasti adalah satu lotre yang tidak dipilihnya. gadis bumi ini juga bodoh. dia selalu memilih segalanya salah. dia selalu ditipu dan dia tak pernah belajar. gadis bumi itu selalu mendapat masalah dan hinaan dimanapun dia berada.

  lelaki itu bernama langit. semua orang ingin dekat dengannya dan mendapat kebaikan. lelaki langit itu kehidupannya dihiasi oleh bulan dan bintang-bintang yang berkelap-kelip indah bercahaya. tak pernah sepi, tak pernah sendiri. semua orang tersenyum kepadanya.dia mempunyai perangai orang sholeh dan rupa seperti kumpulan-kumpulan keindahan di dunia jika dikumpulkan dalam satu wadah. bumi dan langit perempuan dan lelaki itu. gadis bumi itu selalu memandang langit untuk melihat kebaikan-kebaikan yang tak dimilikinya, untuk melihat kebaikan-kebaikan yang tak pernah dia rasakan dalam hidupnya. setidaknya ketika dia memandang langit, dia masih akan ingat bahwa akan selalu ada kebaikan dalam kehidupan.

   suatu hari, di suatu malam tergelap, di tanah lapang yang lengang, di suasana yang sepi, mata bumi dan langit saling bertemu untuk pertama kalinya. mereka saling menatap untuk pertama kalinya. waktu terasa berhenti sejenak diantara mereka. angin berhenti mendesir, rembulan cahyanya tak berkedip juga. alam berbahasa seribu makna saat bumi dan langit saling bermuka. bisa ditebak hati siapa yang berteriak lebih dulu. ya, gadis bumi itu berguncang di dalam dadanya, pikirnya melambung entah kemana, matanya tak berkedip, tak berhenti menatap. sedang bagaimana benak lelaki langit itu, tak ada yang tahu. karena wajahnya selalu begitu. lelaki langit itu tersenyum kecil, pupilnya membesar, tapi dia memang tersenyum pada semua orang. tak mungkin senyuman spesial, begitu pikir gadis bumi itu. sejak pertemuan bumi dan langit yang pertama, sejak itu bumi bergelora. sedang langit, masih penuh dengan misteri. bagaimanakah kisah cinta ini akan berjalan?  dan apakah akhirnya sama dengan yang dipikirkan semuanya? entah. waktu selanjutnya yang akan menjawabnya.



***
   
Share:

Selasa, 12 Januari 2016

untuk mencoba tetap hidup



umur saya saat menulis ini 17 tahun dan akan berjalan 18 tahun. saya bukanlah tipe orang yang suka membicarakan diri saya secara gamblang walau saya sebenarnya ingin orang lain tahu apa-apa yang saya rasa dan tahu, dan itu sedikit bertentangan. Akhirnya saya lebih mengetahui seluk-beluk lawan bicara saya daripada banyaknya mereka tahu tentang saya, itu membuat saya paham dengan orang-orang walau kadang itu membuat saya mengingat terlalu banyak data yang tidak saya butuhkan dengan benar,

dalam tahun-tahun yang saya alami dalam masa hidup yang saya jalani saat ini, hal-hal baru, hal-hal baik dan hal-hal buruk berbeda dengan masa yang tidak pernah saya lintasi. karena saya ada di sana, saya harus terbiasa. hal yang abadi adalah sebuah perubahan. tapi, karena saya adalah remaja dengan muka dan kepribadian tua yang menyukai dan tetap ingin menjadi anak-anak, membuat saya dicap sebagai orang yang 'berbeda'. saya memang memiliki banyak kekurangan, karena hakikatnya manusia sama sekali jauh dari sempurna. tapi, ketika aku saya melihat setiap orang, saya melihat dalam setiap jiwa orang dewasa, ada seorang anak kecil yang terjebak di dalamnya, itu hanyalah bagaimana cara setiap orang masing-masing memperlakukan bagian diri mereka itu. apakah anak itu akan 'terjebak dengan bebas' dan memberikan kedamaian dan kesenangan, atau mereka ditekan dan membuat kita setiap hari mendengar teriakan-teriakan dalam diri kita?

ini lucu. lucu sangat lucu. saya terkadang adalah orang puitis dengan kata-kata rumit namun sebenarnya hanya kicauan kosong, kadang saya adalah seorang sufi yang bijak seolah-olah mendapat wahyu dari pemilik alam, atau kadang saya hanya diam entah sebenarnya itu baik atau tidak. sepertinya setiap orang memang berkepribadian ganda dalam suasana hati dan emosi.

***

ketika kau lebih mengerti orang lain daripada dirimu sendiri, apakah itu baik-baik saja?


Share:

Rabu, 06 Januari 2016

17:37


ini senja merah yang membiru ataukah hanya sebuah abu-abu
aku tahu diriku tahu hatiku ingin berlalu. 
dan masihkah kemeja biru bermotifkan persegi semu?
berbalutkan sarung tenun beradu
dan mata yang masih melihatmu, dan kamu yang belum sempat melihatku.
bagaimana, bagaimana, berlari, berjalan, berjingkrak, merangkak
langit ini masih menggantungkan mentari, sedang bulan tampak jelas juga
ini batas. batas yang tak jelas.
siang yang akan tertelan
malam yang akan bersinar
saling menatap tapi tak berucap
saling ingin menyentuh tapi masih bisa menunggu
dan hati-hati ini belum sempat menepi
ketika kacamata itu sudah tak di sana, masih bisakah kau melihatku?
senja bersamamu indah, tapi menyiksa.
awalnya dan akhirnya abu-abu.

akankah senja membawamu? di 17:37
Share: