Rabu, 14 November 2012

sebuah rahasia*2

Kau yang sedang duduk beberapa kursi di depanku …

Kamu tahu kenapa aku selalu memilih untuk duduk dengan posisi diagonal di belakangmu? Karena aku bisa melihatmu secara jelas, walaupun tidak seluruh wajahmu.

Aku menikmati momen-momen itu. Tetapi yang paling kunikmati adalah momen ketika kamu selalu berlari kecil menyapaku sambil tersenyum. Dan binar matamu itu … selalu saja membuatku nyaris mengatakan cinta. Tetapi tetap hanya sebatas nyaris … tiba-tiba kata cinta hilang dalam kamus bibirku …

Ah, lihat sekarang ini. Kamu sedang memperhatikan dosen dengan mata yang nyaris tanpa kedip. Itulah yang mungkin membuatmu sangat menarik di mataku. Karena kamu selalu memperhatikan orang yang berbicara di depanmu. Begitu juga ketika aku bersamamu. Kamu bisa dengan detail mendengarkan setiap kataku dan menatapku ketika aku berbicara. Membuatku nyaman dan diperhatikan.

Bisakah kita pergi berdua saja sepanjang hari? Tertawa, saling bercerita dan aku bisa melihatmu seharian itu?
Ah, aku selalu ingin mengatakan itu kepadamu, tetapi aku hanya sanggup mengatakannya di buku ini. Meski aku tahu, jika hanya menulisnya di sini kamu juga tidak bakalan tahu.
 -----
Kau yang tadi duduk sendiri …

Aku ingin menghampirimu tadi, tapi sepertinya kamu sedang serius membaca dan menulis sesuatu. Aku tidak ingin mengganggumu. Aku melihatmu sebentar dari belakang. Mengagumimu. Lalu melangkah pergi sebelum kamu tahu keberadaanku.

Bukan berarti aku tidak mau menyapamu. Ingin, ingin sekali. Tapi seberapa pun aku ingin berada di dekatmu, aku lebih ingin kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, termasuk kebahagiaan. Dan barangkali kamu ingin mendapatkan nilai bagus dalam tugas yang kamu kerjakan itu, maka lebih baik aku meninggalkanmu sebentar.

Dan kamu tahu, pengorbananku untuk tidak menyapamu ketika sibuk mengerjakan sesuatu, selalu sepadan dengan apa yang kudapatkan kemudian. Karena kamu akan tersenyum girang sambil menunjukkan padaku apa yang kau dapatkan. Bagiku senyum girangmu itu lebih dari apa pun.

Boleh aku melihatnya lagi? Setiap hari?

Ah, lagi lagi aku hanya sanggup meminta di tulisan ini.
-----
Lagi-lagi tentang kamu …

Setiap aku ingin menuliskan sesuatu, selalu saja tentangmu. Puisi, cerita, apa pun. Selalu saja ada penggambaran tentangmu. Sepertinya kamu selalu mendatangiku kapan pun dimana pun. Tidak, tidak. Sama sekali tidak mengganggu. Justru aku menyukainya. Hanya saja, itu bayanganmu. Akan lebih menyenangkan jika memang kapan pun dan dimana pun selalu ada kamu dalam arti sesungguhnya.

Barangkali karena hari ini aku belum melihatmu sama sekali. Sehingga aku tidak bisa berhenti membayangkanmu. Selalu saja demikian bila dalam sehari mataku tidak menemukanmu. Otakku yang akan mencoba menemukanmu. Tetapi mudah sekali kamu ditemukan otakku. Karena barangkali memang hanya dipenuhi tentangmu.

Aku membayangkan apa yang sedang kamu lakukan sekarang ini. Sudah larut malam. Tidurkah? Jika tidur, bermimpi tentangkukah? Atau sedang terjaga? Jika sedang terjaga, sedang memikirkankukah?
Ah, aku ingin sekali tahu apa yang sedang kamu lakukan saat ini.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

tebarkan cinta :)