Kamis, 04 Juni 2015

Hari ini kami, aku mati.

Aku mulai berhenti memikirkan. Tentang apa yang akan datang. Atau bagaimana kami akan memandang. Karena yang aku tahu, semua hanyalah bayang-bayang.

Memang ketika kumulai memicingkan mata, ada hal yang terasa salah. Namun ketika angan-angan baru muncul, haruskah kumengalah? Padahal tak semuanya menjadi salah.

Aku tak mengerti, ketika hati ini berlayar membawa seribu ton mimpi, hanya dengan menggunakan rakit tua kecil yang ringkih, sedang ombak ganas yang dihadapi, salahkah bila kuberhenti?

Kini hanyalah berandai bila mata yang buta dipaksa untuk menatap, mulut yang menutup dibuka untuk mengumpat atau kaki yang buntung disambung untuk melompat.

Untuk menolak saja tak sanggup untuk kupatri, yang dapat kulakukan hanyalah melarikan diri ketika kau memintaku melakukan apa yang tak sanggup kuberi.

Bila baris-baris ini berhenti tercipta, berarti nyawa di tubuh ini tak lagi ada. Karena yang dapat dilakukan pikiran dan hati ini hanyalah membuat sebaris kata yang tertuang dari asa, hanya asa.

Aku dan malaikat kecilku yang hilang. Yang dulu pernah menjagaku. Memberiku harapan baru, dan hal-hal indah yang membuatku merasa hidup sungguhlah tidak berat.
Share:

2 komentar:

tebarkan cinta :)