Rabu, 20 Januari 2016

cerita, story


hari ini adalah hari rabu, 20 Januari 2016.
ini masih awal tahun ya. iya memang awal tahun, saya bahkan masih sering salah menulis angka tahun 2015. hari ini saya posting sesuatu yang lain dari biasanya. saya sedang tidak ingin mempublikasikan syair dan puisi kecil saya saat ini.

entah kenapa hari ini saya berdiam diri lagi. saya diam dan duduk sendiri lagi. hmm.. mungkin ini tidak menarik untuk sebagian orang, cerita saya, kehidupan saya, diri saya secara fisik, tapi fakta bahwa ada banyak orang di luar sana yang belum saya kenal, dan banyaknya orang disekitar saya yang saya tahu namanya, ah, bahkan tulisan saya juga tak berguna. terkadang untuk menulis dan menceritakan sesuatu, saya selalu amburadul karena terlalu banyaknya hal yang harus dikatakan. menurut saya, sebanyak apapun kata yang kita keluarkan untuk menggambarkan suatu hal, entah itu hanya sekedar apa yang kita lihat, tetap saja pasti akan banyak hal yang terlewat.

contohnya ketika kita melihat gelas pecah yang jatuh dari meja, airnya membasahi lantai. apakah itu cukup mengatakan seperti itu? kita melewatkan tentang kenapa gelas itu jatuh, dimana letaknya sebelumnya, apakah gelasnya kaca, siapakah pemilik gelas itu, apa yang terkandung di air dalam gelas, apa yang akan terjadi selanjutnya, dan bahkan apakah itu benar-benar gelas? banyak sekali yang terlewatkan. lalu mengapa kita tetap harus bercerita? kadang itu membuat saya bingung. cerita-cerita itu seperti pisau yang punya dua sisi. tentang bagaimana cerita itu diceritakan, tentang dimana cerita itu disampaikan, bagaimana cerita mengalami perubahan, bagaimana cerita hanya dcuplik sebagian. bukankah itu luar biasa? bukankah itu mengerikan?

orang-orang di sekitar saya boleh menganggap saya gila karena terlalu pendiam. tapi apakah saya orang pendiam? tidak, tentu tidak. pikiran ini, hati ini, tak pernah sepi. banyak ide, banyak kata, banyak cerita. kadang saya terlalu takut tidak bercerita sesuai yang sebenarnya. bukankah lebih baik kau diam daripada berbohong? apakah seorang manusia biasa boleh untuk diam seperti nabi yang ditetapkan dengan wahyu? apakah ketika seorang manusia diam dia akan diberi wahyu juga?

saya adalah manusia dengan tipe ekstrovert, tapi saya sering berpura-pura menjadi introvert. melelahkan, gagal pula. ini malah membuat saya dicap menjadi semakin aneh. saya tidak pandai berkata-kata. lisan maupun tulisan. lalu bagaimana orang bisa tahu apa yang kau rasakan dan inginkan? aku tidak ingin mereka tahu, walaupun ingin, itu tidak bisa. memang mengerikan ketika diri kita sendiri mengakui bahwa diri kita adalah seorang asosial, punya gangguan kepribadian, lalu apa? disarankan ke psikolog? bukan meragukan, hanya saja apa mereka benar-benar paham?

saya menemukan cerita ketika saya diam. saya mendengar tentang apa yang tidak bisa saya dengar ketika saya hanya bervokal. saya bisa melihat apa yang seharusnya saya lihat. saya merasakan rasa yang sebenarnya. dan saya menyimpannya untuk diri saya sendiri ketika saya tidak benar-benar baik untuk kondisi menulis dan bercerita.

untuk disebut sebagai diary, buku itu hanya boleh diketahui oleh pemiliknya kan?
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

tebarkan cinta :)