Senin, 25 Januari 2016

bulan merah yang memudar.

semakin kumelihatmu aku semakin jatuh.
aku jatuh. rasanya sakit tapi menyenangkan. aku ingin tetap merasakan ini. aku ingin jatuh dan terluka lebih dalam.

semakin kumengenalmu aku semakin terbangun.
memang seharusnya inilah realitanya. lalu kenapa aku tidak menyukainya?
ketika aku terbangun, harusnya aku bahagia kan? kenapa aku lebih suka rasanya ketika aku sedang jatuh?

sedang ketika aku melihatmu aku ingin semakin mengenalmu.
hai bulan merah, bagaimana bisa aku harus jatuh dan bangkit di saat yang bersamaan? bagaimana bisa aku tertawa dan menangis di saat yang bersamaan? bagaimana bisa aku harus berdiri di dua ujung dunia di saat yang bersamaan, hai bulan?!

bukan aku tak bisa menerima tentang apa yang ada padamu hai bulan. aku menyukai semua hal tentangmu. apapun itu, walau sesuatu yang kubenci, aku tetap menyukainya.
sebenarnya ini lebih seperti aku menemukan tembok pemisah di antara kita semakin tebal tiap aku tahu satu hal lagi tentang dirimu. seperti jarak langit semakin jauh.

bulan, sampai kapankah warnamu tetap semerah ini? apakah warna ini benar-benar warnamu? tak bisakah kau hanya menjadi warna lain saja? agar tak seperti ini. andai aku tidak melihat merah ini. andai aku tidak jatuh waktu itu.

aku tahu apa memang, mengenalmu saja tidak, hanya sekedar tahu tidak bisa disebut mengenal ya? aku hanya seorang pemandang. aku melihatmu dari sini, tempatku. mendongak sampai capek rasanya leherku. tapi aku juga pendengar. mendengar tentang apa yang orang lain tahu tentangmu. mendengar apa yang dikatakan orang yang memang mengenalmu tentangmu. apa kau tak mau bertanya apa yang kutahu? bukankah aku ini benar-benar detektif yang baik? aku tahu banyak tentangmu walau tak ada satu patah katapun di antara kita, tapi lebih banyak hal yang tidak kuketahui tentangmu. itu membuatku ingin mengenalmu, ingin mendekat padamu dan melanggar batas ini. ini membuatku gila karena sebenarnya memikirkannya saja tak boleh. tapi tiap aku melihatmu, aku merasa satu inci lebih dekat, aku bahkan merasa aku bisa meraihmu jika aku berusaha keras. tapi tiap aku lebih tahu tentangmu, aku semakin ingat bahwa bahkan jika langit dan bumi batasnya menjadi tak nampak, aku tak bisa bersanding denganmu, hai bulan merah.



tak bisakah untuk meraihmu tidak harus serumit ini?
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

tebarkan cinta :)